1.
MEMISAHKAN CUCIAN
memisahkan
warna kaos putih dengan warna kaos lain yang lebih kuat karakter warnanya
seperti merah, hitam, biru dan sebagainya agar tidak luntur dan menjaga keaslian
warna putih kaosnya. Dan jangan lupa untuk memisahkan pakaian kotor karena noda/lumpur
agar dalam proses mencuci tidak kejadian hal serupa dengan kaos putih
alas
membilas kaos dan merendam kaos terlalu lama banyak berakibat buruk. Sebaiknya
kaos baru hanya direndam kurang dari 30 menit dan kaos lama tidak lebih dari 1
jam. memberikan deterjen yang berlebihan juga dapat mempercepat mengelupasnya
sablon
kaos
berbahan cotton memiliki tekstur kain yang lembut. Hindari menyikat karena
dapat merusak tekstur kain. Hindari juga kucekan dan perasan yang kuat karena
selain merusak pori-pori baju juga dapat mengonyak sablon, khususnya pada kaos
selain warna putih dan abu.
menghindari
menggantung dengan hanger pada bagian leher kaos. Karena dapat mengakibatkan
leher kaos lekas melar. Melarnya ini akibat tidak kuat menahan beban air yang
ada pada kaos basah. Hindari juga menggantung kaos pada tali/kawat jemuran,
karena kontur tali / kawat dapat dengan mudah merusak tekstur kain yang halus.
sinar
matahari berlebih dapat mengakibatkan warna kaos dan sablon anda memudar. Untuk
mencegahnya jemur kaos Anda dengan posisi terbalik. Bagian dalam menghadap
luar, dan bagian yang bersablon di dalam
Hindari
mencuci kaos bersablon dengan pemutih / detergen yang mengandung pemutih. Hal
ini karena reaksi kimia pemutih dapat mengakibatkan sablon menjadi luntur /
terkelupas. Disampingitu juga membuat kaos lebih cepat tipis dan kasar.
Sebaiknya
cuci kaos Anda secara manual dengan tangan. Mencuci dengan mesin cuci dapat mengakibatkan
kaos menjadi melar, sablon cepat rusak dan pori - pori kain kasar. Hal ini
karena Saat berputar kaos akan menerima beban tarik - ulur dan gesekan dengan
kain lain disekitarnya.
Apabila
kaos kesayangan Anda terkena noda, segera cuci pada bagian yang bernoda. Gunakan
shampoo/detergen, oleskan pada bagian nota. Gosok dengan halus dan bilas dengan
air bersih hingga noda menghilang
Agar kaos
Anda awet, sebaiknya selalu setrika setelah dicuci-jemur. Pastikan menyetrika
baju dalam keadaan kering. Dan untuk kaos berwarna selain putih, hindari
menyetrika pada bagian sablon. Atur juga agar posisi panas setrika Anda pada
posisi sedang
|
Rebel
Without a Cause: inilah film yang semakin memopulerkan kaos oblong alias
T-shirt, terutama di kalangan kaum muda pada paruh kedua era 1950-an. James
Dean, aktor utama dalam film produksi tahun 1955 itu, mengenakan kaos oblong,
celana blue jeans dan tentu saja jaket merah—jangan lupa pula rambut jambulnya.
T-shirt, jins, dan jaket kulit kemudian menjadi semacam simbol pemberontakan
kaum muda.
Sebelumnya,
Marlon Brando mengagetkan dunia mode dengan kaosnya lewat film A Streetcar Named
Desire tahun 1951. Dalam poster resmi film arahan sutradara Elia Kazan itu
tampak Brando mengenakan T-shirt putih dengan lengan tergulung sehingga
memperlihatkan lengannya yang gempal. Ia tengah memeluk Vivien Leigh, aktris
rekan mainnya dalam film tersebut. Kaos sejak itu menjadi alternatif gaya
berpakaian kaum muda.
Marlon
Brando dan James Dean adalah pemberontak yang menjadikan kaos populer lewat film
layar lebar. Perlu dicatat, mereka saat itu menggunakan kaos polos tanpa
sentuhan grafis sedikit pun.
Kaos
terbukti diterima kaum muda. Buku The T-Shirt: A Collection of 500 Design yang
disusun Luo Lv, Zhang Huiguang menuliskan pada paruh kedua 1960-an, kaos telah
menjadi medium penyampai ekspresi, identitas kelompok, dan protes.
Generasi
Bunga dengan kaum hippies-nya menggunakan kaos ikat-celup sebagai identitas
kaumnya. Model ini menyebar hingga Indonesia sampai ke tingkat kampung-kampung.
Muncullah kaos yang dicelup ke dalam cairan pewarna wantek. Sebelumnya, kaos
diikat dengan senar—seperti teknik jumputan.
Protes
kaum muda pada kebijakan perang Vietnam di akhir 1960-an melancarkan protes
damai dengan kaos ”Make Love Not War” dan ”Give Peace a Chance”. Salah satu
pemakainya adalah John Lennon, penggubah lagu ”Give Peace a Chance”. Simbol
perdamaian, peace, rancangan Gerald Holtom yang berbentuk seperti kemudi mobil
itu tertera di kaos dan dikenakan orang di mana-mana, termasuk Indonesia.
Sejak itu
kaos tak pernah lepas dari kultur kaum muda dan mereka yang berhati muda. Kaos
menjadi penyampai segala bentuk ”ideologi” dari musik, selera, sampai politik.
Ini
merupakan ”evolusi” karena sebelumnya kaos adalah undershirts alias pakaian
dalam yang lewat proses panjang menjadi pakaian luar dan bagian dari pop
culture. Tahun 1913 angkatan laut AS menjadikan T-shirt sebagai pakaian pelapis
resmi. Prajurit yang ditempatkan di daerah berhawa panas sering hanya mengenakan
T-shirt. Sejak saat itu, tepatnya pada tahun 1920, T-shirt masuk entri dalam
kamus Merriam—Webster.
Dinamika
mode tak pernah berhenti. Mereka yang mengingkari putaran mode akan berisiko
menjadi out of date atau penghuni museum.
|
Tuesday, December 11, 2012
ARTIKEL
Labels:
Artikel
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment